Keistimewaan Penghafal Al-Qur’an
Kebanyakan umat islam berpendapat bahwa membaca Al-Qur’an saja cukup, tapi sebenarnya menghafal Al-Qur’an lebih utama dari sekedar membacanya, terlebih jika menghafal sambil mengkaji serta mengamalkannya. Membaca Al-Qur’an, menghafal, mentadaburi, kemudian mengamalakan isinya merupakan bagaian dari amal shalih yang bernilai tinggi.
Para pengahafal Al-Qur’an merupakan manusia pilihan Alloh SWT. Mereka sangat istimewa kedudukannya disisi Alloh, Alloh meninggikan kedudukannya di dunia maupun diakhirat. Para penghafal Al-Qur’an menjaga kalamullah maka mereka pun akan dijaga oleh Alloh SWT. Mereka memuliakan Al-Qur’an maka Alloh pun akan memuliakan mereka. Terdapat berjuta-juta keistimewaan yang dimiliki penghafal Al-Qur’an, diantaranya :
- Menjadi keluarga Alloh
Rosulullah SAW bersabda :
Hadist diatas sudah menjadi bukti bahwa Ahlul Qur’an adalah keluarga Alloh, tidak ada kehawatiran baginya baik di dunia maupun di akhirat. Alloh akan menjamin kebutuhan mereka, Alloh juga melindungi mereka dari segala malapetaka.
- Menjadi manusia terbaik
Dalam sebuah hadist di sebutkan :
“ Sebaik-baik orang diantara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.”(HR.Bukhori).
Alloh SWT mengukur kebaikan seseorang hamba bukan dari kekayaan, kedudukan atau paras rupanya, melainkan dari kedekatannya dengan Al-Qur’an. Sebanyak apapun hartanya, setinggi apapun kedudukannya, dan setampan apapun rupanya, bila ia jauh dari Al-Qur’an maka ia bukanlah orang baik dimata Alloh SWT.
- Pewaris Ilmu
Alloh Berfirman : “ sebenarnya, Al-Qur’an iti adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat kami kecuali orang-orang yang zalim.” (QS Al-Ankabut [29] : 49)
Indikasi seseorang diberi ilmu oleh Alloh adalah ia menyimpan ayat-ayat Alloh di dalam dadanya. Orang yang hafal ayat-ayat Alloh merupakan anugrah besar yang patut disyukuri. Alloh memberi mereka ilmu agung, yaitu ilmu berupa ayat-ayat yang tersimpan dalam dada mereka. Orang yang hafal Al-Qur’an hakikatnya telah memiliki kunci segala ilmu pengetahuan. Karena kebiasaan munglang hafalan otomatis menambah kecerdasan otak.
- Paling berhak memimpin
“orang yang paling berhak mengimami suatu kaum adalah orang yang paling banyak berinteraksi dengan Al-Qur’an”. ( HR.Muslim)
Melihat keumuman hadist diatas, ahlul Qur’an adalah yang paling berhak memimpin suatu kaum, baik memimpin sholat, organisasi atau bahkan sebuah Negara.
- Mendapat ketenangan, Rahmat, Naungan Malaikat dan dibanggakan Alloh SWT
Ahlul Qur’an dibanggakan Alloh dihadapan malaikat karena kedekatannya dengan Al-Qur’an, bukan dengan investasiduniawi yang tersebar diman-mana, bukan pula dengan jabatan yang tinggi.
- Mendapat penghargaan dari nabi
Penghargaan yang pernah Rosul berikan kepada para penghafal Al-Qur’an adalah ketika peristiwa gugurnya beberapa penghafal AL-Qur’an di medan perang Uhud. Rosululloh mendahulukan sahabat yang hafalan Qur’an nya banyak untuk masuk ke liang lahat.
- Mendapatkan Mahkota Kemulian
Pada hari kiamat nanti para penghafal Al-Qur’an akan menerima penghargaan yang luar biasa dari Alloh SWT. Mereka diberi Mahkota kemuliaan yang belum pernah mereka dapatkan didunia.
- Berhak Mempersembahkan Mahkota Kepada Kedua Orang Tuanya
Ahlul Qur’an ternyata buka satu-satunya yang menerima penghargaan berupa mahkota kemuliaan. Ia juga berhak mempersembahkan mahkota kemuliaan itu kepada kedua orang tuanya. Ini hadiah istimewa dikarenakan orang tualah yang mendidiknya lebih dekat dengan Al-Qur’an.
- Dijauhkan dari Neraka
Al-Qur’an akan menyelamatkan seorang hamba yang hatinya selalu terikat dengan Al-Qur’an dari sentuhan Api nerka. Sebagimana disampaikan oleh Abu Umamah, “Sesungguhnya Alloh tidak akan menyiksa hati siapa yang menjaga Al-Qur’an dengan neraka.”
Inilah kesuksesan tertinggi Ahlul Qur’an, ketika jasadnya terbebas dari jilatn api neraka, lalu kemudian ia dimasukkan ke dalam syurga.
Ke 9 diatasa merupakan keistimewaan para penghafal Al-Qur’an. Perumpamaan orang yang membaca Al-Qur’an adalah seperti buah utujah, rasanya lezat dan aromanya wangi. Sedangkan yang tidak membaca seperti buah kurma, rasanya lezat tapi tidak wangi. Perumpaan orang kafir (pelaku dosa) yang membaca Al-Qur’an adalah seperti buah raihanah, aromanya sedap tapi rasanya pahit, sedangkan orang durhaka yang tidak membaca Al-Qur’an adalah seperti buah hanzhalah, rasanya pahit dan tidak beraroma. (HR. Bukhori Muslim)
(Siti Nur Uswatun Hasanah)